Tentang

Monday, 24 December 2012

Waktu

Pendita pernah bersabda, masa amat berharga,
Perlu dimanfaatkan kerna setiap saat tak bisa di ditebus semula.

Tapi, adakalanya pada suatu tika,
Pernah tak kau ingin berperasaan begini,
Untuk sekurang-kurangnya...

Berbaring di lantai terbuka seperti kaki bukit atau pantai,
Dengan keberadaan bunyi unggas atau desiran ombak,
Lantas memandang luas ke langit dan suria di waktu siang,
Sambil ditemani sigar dan juga kaffein di tangan.

Atau paling tidak, sekadar duduk tepi jendela di penjuru bilik,
Memerhati setianya bulan dan bintang bersama tak pernah curang,
Pada setiap malam yang terang mahupun kelam,
Sambil sesekali wajah ditampar lembut angin monsun yang memberi ketenangan.

Membiarkan waktu berlalu dan terus berlalu,
Sampai waktu itu, mata dipejam sendiri dengan sihir alam semulajadi,
Dan terus hanyut dan larut dalam dunia yang di-impikan.

Detik itu, langsung tidak mahu memikirkan apa-apa,
Tentang jiwa, tentang dunia, tentang masa depan bahkan tentang cinta,
Tidak endah pada siapa-siapa, tak perlukan siapa-siapa,
Cukup hanya diri sa-orang dan suasana,

Kalau pun mahu siapa-siapa, cukup sekadar berada disisi yang kedap suara,
Menjadi peneman untuk merasa momen ini bersama,

Ya, kau tak mahukan apa-apa,
Cuma mahu terus begini dan terus begitu, dan kau senang begitu.

Sunyi, sepi ,hening dan tenang,
Namakan apa saja, tapi itulah yang kau mahu.
Dan berharap detik itu tidak berlalu,

Bukankah begitu?


-Yoba-

5 comments:

Gillette Flores said...

"Atau paling tidak, sekadar duduk tepi jendela di penjuru bilik,
Memerhati setianya bulan dan bintang bersama tak pernah curang,
Pada setiap malam yang terang mahupun kelam,
Sambil sesekali wajah ditampar lembut angin monsun yang memberi ketenangan."

Ah! Aku sering merasa sebegini Yoba.
Namun yang pasti bukan dengan sigaret atau kafein di sisiku :)

Aku benar memahami setiap patah perkataan dan perasaan kau tatkala kau menaip entri ini.
Sebab aku kerapkali merasa begini sebelum kembali ke alam nyata di mana tak kurang indahnya dari 'alam beku' seketika waktu itu :)

Penglipur Insomnia said...

Yaa, aku juga mau sama macam ini. tak perlu siapa-siapa, tak rasa apa-apa. aku lebih sudi terperangkap dlm momen ini :)

ewanthology said...

duduk menghayati waktu berlalu pergi pun menenangkan jiwa juga

APi said...

Pabila kita terlalu dihimpit suasana hingar dan kompleks, kita perlukan kembali dimensi diam dan santai untuk merungkaikan talian yang berselirat itu..
Momen itu lebih penting daripada terusan mengejar waktu, pada aku..

Skull Writers said...

aku suka begitu.. asingkan diri seketika berlantaikan rerumput.. bertemenkan sang bayu.. tapi seringkali keindahan itu tergangu.. kerana apa?

ya.. banyak nyamuk mau isap darahku..

cis!! :p


-Nico Robin-