Tentang

Monday, 22 July 2013

Bidadari Langit.

Malam semakin larut. Dan aku terjaga. Lewat belakangan ini, aku mudah terjaga ketika tidur. Aku bangkit, dan melihat ada seseorang yang sedang duduk di hujung ranjang.

"Siapa kamu?"
Wajahnya terlindung di sebalik rambut yang panjang kehitaman. Sayap-nya merengkuh menutupi badan yang separuh telanjang.

"Aku, bidadari langit,"

Takut? iya. Takjub, lebih dari iya.

"Apa kamu buat di sini?"
"Hanya menumpang duduk. Sedang menjahit sayap yang kepatahan,"

Aku melihat jauh. Benar, sayap-nya patah. Luka. Dan si bidadari sedang menahan sakit menjahit semula sayap yang kepatahan.

"Kenapa sayap-mu patah?"
"Kerna aku menanggung doa kalian yang terlalu berat,"

Aku senyum. "Tuhan pasti tidak pernah menyuruh kamu menanggung doa aku. Malah, doa aku mungkin tidak pernah terangkat ke langit sekalipun,"

Bidadari itu membalas senyum lantas berkata, "Tidurlah. Hari ini belum sampai hari kamu. Sampai masa, aku datang semula,"

-AsaSiaga-

8 comments:

AdinataGus said...

just a nice plot

gadis said...

berharap bidadari langit menanggung doa aku juga.

Nong Andy said...

Kemain aku membayangkan si bidadari tu...

Anonymous said...

Nice. Aku senyum baca ini. :)

~Reenapple~

ewanthology said...

byk sgt doa yg ditanggung... kena ikut que utk dilaksanakan :-)

Selamber Rock said...

semoga bidadari dan kamu tabah...

hana hadi said...

perlu berusaha dan terus berdoa.mungkin salah sat doa akan dimakbul

puteri jalanan a.k.a annur said...

:)

sejahtera buat kamu...