"Siapa kamu?"
Wajahnya terlindung di sebalik rambut yang panjang kehitaman. Sayap-nya merengkuh menutupi badan yang separuh telanjang.
"Aku, bidadari langit,"
Takut? iya. Takjub, lebih dari iya.
"Apa kamu buat di sini?"
"Hanya menumpang duduk. Sedang menjahit sayap yang kepatahan,"
Aku melihat jauh. Benar, sayap-nya patah. Luka. Dan si bidadari sedang menahan sakit menjahit semula sayap yang kepatahan.
"Kenapa sayap-mu patah?"
"Kerna aku menanggung doa kalian yang terlalu berat,"
Aku senyum. "Tuhan pasti tidak pernah menyuruh kamu menanggung doa aku. Malah, doa aku mungkin tidak pernah terangkat ke langit sekalipun,"
Bidadari itu membalas senyum lantas berkata, "Tidurlah. Hari ini belum sampai hari kamu. Sampai masa, aku datang semula,"
-AsaSiaga-
8 comments:
just a nice plot
berharap bidadari langit menanggung doa aku juga.
Kemain aku membayangkan si bidadari tu...
Nice. Aku senyum baca ini. :)
~Reenapple~
byk sgt doa yg ditanggung... kena ikut que utk dilaksanakan :-)
semoga bidadari dan kamu tabah...
perlu berusaha dan terus berdoa.mungkin salah sat doa akan dimakbul
:)
sejahtera buat kamu...
Post a Comment